The Upstairs dibentuk pada bulan Oktober 2001 di
Jakarta oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitar) dengan
pengaruh musikal dari band-band new wave seperti A Flock Of Seagulls,
Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Menyusul bergabung beberapa
bulan kemudian, seorang drummer band metal bernama Beni Adhiantoro dan
belakangan bassist Alfi Chaniago. Kebetulan kesemuanya adalah mahasiswa
Institut Kesenian Jakarta. Awal 2002 The Upstairs merilis ep bertitel
Antahberantah secara do-it-yourself dalam format kaset dan CD yang ludes
300 keping dalam waktu singkat. Ini dilanjutkan dengan serangkaian live
performances mereka di Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Selain
karena ciri musikal mereka yang danceable, lirik-lirik lagu yang
implisit dan jenial, The Upstairs juga terkenal karena kharisma frontman
mereka, Jimi Multhazam yang eksentrik dan pandai bersilat kata jika
sedang manggung. Uniknya, style musik yang diusung The Upstairs ini
telah jauh lebih dulu muncul sebelum ledakan global new wave revivalist
yang dipopulerkan band-band seperti Franz Ferdinand, The Killers, The
Bravery, Kaiser Chiefs, Bloc Party dan sebagainya. Pendeknya, The
Upstairs memang bukan band yang mengekor trend musik global, mereka
justru ikut membidaninya. Sebuah hal yang cukup langka di tanah air ini.
Setelah melalui serangkaian reformasi dalam line-up, kini
formasi tersolid The Upstairs adalah Jimi Multhazam (vocals), Kubil
Idris (guitar), Beni Adhiantoro (drums), Alfi Chaniago (bass &
keyboards), Elta Emmanuella (keyboards & synths) dan Dian Maryana
(backing vocal).
The Upstairs merilis debut CD mereka yang
bertitel Matraman di bawah independen label Sirkus Rekord pada tanggal
14 Februari 2004. Tepat di malam Valentine tersebut mereka menggelar
pula record release party di BBs Bar, Menteng, Jakarta. Acara pesta
rilis album itu kemudian tercatat sebagai gig paling ramai yang pernah
diselenggarakan di bar sempit namun legendaris tersebut. 100 keping CD
Matraman pun ludes dalam hitungan dua jam saja di acara tersebut.
Sebulan
kemudian The Upstairs merilis video musik singel pertama mereka Apakah
Aku Berada Di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars yang disutradarai
The Jadugar (Sutradara Terbaik MTV Indonesia Awards 2003) di MTV
Indonesia. Singel ini juga menerima heavy rotation airplay dan sempat
menduduki posisi teratas di berbagai charts stasiun radio di pulau Jawa
selama beberapa minggu. Begitu pula halnya dengan singel kedua Matraman
yang rilis dua bulan kemudian.
Dua singel tersebut menjadi indie
hits dan mengakibatkan album Matraman diburu banyak orang. Sayangnya,
keterbatasan distribusi indie label membuat album ini sulit didapatkan
di pasaran. Untuk menanggulangi permintaan yang meninggi, bulan Agustus
2004 album Matraman dirilis dalam format kaset dengan distribusi
nasional via label RNB. Album debut yang menuai banyak pujian dari
kritikus lokal ini kemudian oleh majalah MTV Trax ditetapkan sebagai
salah satu The Best Indie Album 2004. Majalah HAI di akhir tahun 2004
bahkan memilih The Upstairs sebagai The Best Indie Band 2004.
Seiring
dengan demam Matraman di Jakarta, The Upstairs pun makin sering tampil
di berbagai pentas seni (pensi) yang digelar SMA-SMA di Jabotabek
bersama artis-artis papan atas Indonesia. Nyatanya, semua panggung Pensi
SMA bergengsi di Jakarta telah dijelajahi oleh band ini. Akibatnya,
Februari 2005 Majalah HAI kemudian memilih The Upstairs sebagai salah
satu Band Raja Pensi 2005. Sebuah konser tunggal The Upstairs yang
digelar 9 Januari 2005 di De Basic Bar, Jakarta juga menuai sukses
besar. 500 tiketnya sold-out hanya dalam waktu 2 jam saja. Fan base The
Upstairs pun kian berkembang dan bertambah banyak setiap harinya.
Maret
2005 The Upstairs diminta oleh FFWD Records untuk berpartisipasi di
album soundtrack film Catatan Akhir Sekolah bersama Mocca, Seringai,
Pure Saturday dan sebagainya. Di album ini The Upstairs menyumbangkan
singel terbaru mereka yang berjudul Gadis Gangster. Teramat padatnya
jadwal tur konser ke Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang dan
kota-kota lainnya di Jawa mengakibatkan proses penggarapan album baru
The Upstairs tersendat-sendat.
Hampir sebagian besar waktu The
Upstairs di tahun 2005 dihabiskan di atas panggung. Bermaksud melangkah
ke level selanjutnya, The Upstairs menyebarkan demo empat lagu baru
mereka ke berbagai label rekaman terkemuka Indonesia untuk membuka
kemungkinan bekerjasama. Gayung bersambut, seorang sohib lama yang
kemudian bekerja sebagai A&R Warner Music Indonesia, Agus Sasongko,
menawarkan kontrak eksklusif bagi The Upstairs.
Akhirnya, pada
19 September 2005 The Upstairs resmi teken kontrak satu album dengan
major label Warner Music Indonesia. Proses rekaman album terbaru telah
dilakukan sejak Desember 2005 hingga Februari 2006 di Studio Aluna,
Kemang yang dimiliki komposer tenar Erwin Gutawa. Proses mixing sendiri
dilakukan di Studio A System dengan sound engineer maestro musik
elektronik, Andy Ayunir dan mastering oleh Hok Laij di Musica Studio.
Album ini rilis Maret 2006.
Keyboardist Elta Emanuella pada
tanggal 7 Oktober 2007 secara resmi mengundurkan diri dari band karena
ingin melanjutkan studinya di luar negeri.
Kini, The Upstairs
solid dengan formasi Jimi Multhazam (vokal), Andre “Kubil” Idris
(gitar), Beni Adhiantoro (drum), Krishna Sukarya (keyboard), dan Pandu
Fuzztoni (bass & synth). Bersama formasi ini, The Upstairs merilis
album penuh terbaru mereka yang berjudul “Katalika” pada Oktober 2012,
dan dinobatkan sebagai Album Terbaik versi majalah Rolling Stone
Indonesia.
0 comments: